Rabu, 18 Juli 2012

Akhir Dari Penantian 2

Sudah hampir jam 7 pagi, aku harus segera berangkat. Karena ujian ku akan dimulai tepat jam 8, selain itu aku juga harus menyinggahi kue yang telah ku pasan kemarin. Yah, semua urusan konsumsi telah ku selasaikan kemarin, lebih tepatnya dua hari yang lalu. 12 kotak kue tradisional beserta minumnya dan 12 kotak nasi yang ku beli dari salah satu restoran ternama di kota ini. Tapi aku hanya menyinggahi pesanan kue saja, untuk urusan nasi akan ku serahkan dengan Tama. Kemarin aku juga sudah minta tolong dengannya.
"Boy, udah kelar? gerak kita yuk..!" ucap ku mengajak raden
"Sippp... udah gak ada yang tertinggal lagi kan...?" sahut raden
"Insyaallah..gak ada.. Nasi, kue, minuman, skripsi, hp, jam, sepatu...Oke!!"
"Bismillahirrahmanirrahim...."

Ku buka pintu rumah, wussss... tiupan udara pagi masih terasa dingin di tubuhku. Dingin, menembus balutan kemeja dan jaket yang kunakan. Kulangkahkan kaki kanan ku terlebih dahulu dan tak lupa membaca basmallah dan doa keluar rumah. dalam benah ku terus memohon kepada Sang Khalik agar aku diberi kemudahan dalam menyelesaikan ujian ku nantinya. Ku coba menenangkan pikiran, dan mencoba untuk membuang pikiran ku tentang terkaan pertanyaan yang akan di keluarkan. AAAAggghhh... tetap saja itu tak bisa ku lakuakan. Aku terus merasa gugup dan bahkan makin parah dibandingkan dengan hari-hari kemarin. Apalagi setelah mendengarkan cerita beberapa teman ku yang telah lebih dahulu mengalaminya, beberapa dari mereka ada yang bermasalah dengan data, dan di putuskan untuk penelitian ulang. arghhhh,,,, hal yang menakutkan itu selalu muncul di benah ku. Bagaimana kalau aku tidak lulus? bagaimana kalau data ku slah? kalau di suruh penelitian ulang? Bagaimana kalau aku tidak mendapatkan nilai A? Bagai mana kalau aku tidak bisa manjawab pertanyaan dari mereka? Semua itu selalu menghantui kuuuuuuu.....

Dengan pikiran yang sangat amat (*berlebihan) gak menentu, kulangkahkan kai ku menyusuru gang diama rumah ku berada, menuju rumah ibuk pemilik kontarakan dimana aku memarkirkan kendaraan ku. sebab Rumah yang ku kontak tak ada halaman depannya, jadi tak bisa aku memarkir kendaraan ku. Walaupun sudah padat rumah, kondisi gang saat ini pun masi terbilang sepi, tak ada orang yang berlalu lalang, mungkin masih cukup pagi. Ditambah lagi masi dalam suasana libur sekolah. hanya ada beberapa ibu rumah tangga yang sedang menjemuri pakaian di depan rumah mereka masing-masing.

Jam 7.50 aku sampai di kampus, tinggal 10 menit lagi waktu ku. tapi belum ada tanda tanda dosen penguji yang datang, baru satu orang yang sudah kupastikan hadir. Dan aku sedikit mencoba membaka skripsi ku, namun tetap saja tak bisa konsentrasi. Tak lama berselang, satu persatu dosen penguji ku tiba. dan seketika, kak Lastri memanggil ku
"By.. sini, tunggu di depan pintu jurusan aja.. jangan jauh-jauh" cetus kak Lastri
"Iya kak.." sahutku dengan raut wajah kecut..walau sesungguhnya aku begitu manis *kata bunda ku.ckckc

****

Hanya sebuah isyarat, tapi aku sudah mengetahui maksudnya. dengan degupan jantung yang tak lagi menentu, pikiran yang kacau balau, tak ada persiapan matang, kulahkahkan kaki memasuki ruangan jurusan. tapi kali ini ruangan jurusan telah di bagi manjadi dua bagian. terdiri dari ruangan dima semua pegawai TU berkumpul dan bekerja dan ruangan dimana aku akan di cerca dengan begitu banyak pertanyaan. Yah, ruangan itu sangat menakut kan, bukan gelap atau banyak hal-hal mistik nya. Melainkan di situlah tempat akhir dari penantianku.

Tok..tok...tok... ku ketuk pintu ruangan itu
Masuk... begitu terdengar samar-samar oleh telinga ku. dan aku pun langsung dapat mengenali suara itu. Kubuka pintu.. Cesss.. dingin kurasakan, terjadi perbedaan suhu yang signifikan antara kedua ruangan ini. yah, udara yang di keluarka alat pendingin pada ruangan ini begitu dingin, mungkin mencapai suhu 18 derajat Celcius. Aghhhh.. itu semua menambah gugup ku saja. Begitu terbuka, dapat kulihat semua dosen penguji sedang bersendagurau, seperti tak ada yang di persiapkan oleh mereka untuk menghajarku. Permisi pak.. buk.. sambil tersenyum sedikit, dan aku pun langsung menuju kursi panas yang telah dipersiapkan untuk ku.

hemmm.. semuanya serba tak menentu. takut, gugup, kedinginan, arghhh semuanya mengacaukan ku. Tak butuh waktu lama, Buk Ilin mengambil alih suasana ruangan, beliau langsung membuka acara dan mempersilahkan Pak terip melanjutkannya. Yah, ada Lima dosen di ruangan ini, mereka adalah Pak Terip dan Buk Linda selaku komisi pembimbing skripsi ku, Pak Tio dan Pak Re selaku penguji dan Buk Ilin selaku saksi.  Lalu pak terip mengambil alih, beliau memberikan beberapa kata pembukaan dan....

Berawal dari Pak Tio, beliau mulai mencerca ku dengan berbagai pertanyaan. Dari yang umum hingga  yang mendetail. Beliau bertanya seputar alasanku memilih judul, apa rencana kedepannya dan apa yang dapat ku unggulkan dari produk yang kuhasilkan dibandingkan dengan produk yang ada. kemudian bertanya seputar kandungan gizi dan zat kimia yang terkandung dalam bahan penelitian dan produk yang ku hasilkan, dan apa yang terjadi selama proses pengolahannya. dan banyak lagi yang semuanya tak dapat ku sebutkan satu persatu. Tapi alhamdulillah, satu persatu pertanyaan dari pak Tio dapat kujawab dengan baik, yah walaupun ada beberapa pertanyaan dari beliau yang ku jawab degan bantuan dari pembimbingku. lebih kurang 30 puluh menit sudah aku di cerca pertanyaan oleh pak Tio, dan akhirnya beliau menyataklan telah selesai oleh pertanyaannya. Dan aku langsung merasa sedikit lebih tenang, karena telah melewati satu rintangan pertama.

Selanjutnya Pak Re, beliaulah yang paling aku khawatirkan. Dari beberapa teman ku yang kebetulan sama pengujinyua dengan ku, mereka berkata kalau terkadang Pak Re sedikit lebih  mempersulit, apa lagi kalau dengar cerita senior-senior ku. Dan seketika aku kembali gugup, tangan ku terasa begitu dingin. dan untuk kali ini, hampir semua pertanyaan seputar zat atau senyawa kimia yang lebih detail yang di pertanyakan oleh beliau. perbaikan tentang penambahan literatur, ganti literatur dan banyak lagi. namun kali ini aku benar-benar kacau, hanya beberapa saja yang mampu ku jawab dengan sempurna dari hasil otak ku, selebihnya aku mendapat bantuan dari semua dosen yang ada di ruangan itu. Tapi akhirnya, selesai dengan waktu yang relatif lebih singkat di bandingkan dengan waktu yang dibutukan untuk menghadapi Pak Tio. dan bagaimana dengan perasaan ku? Kali ini aku benar-benar sudah lega.

Dan selanjutnya Buk Ilin, Buk Linda dan Pak terip. Untuk mereka, tak banyak pertanyaan yang di berikan. Hanya ada satu atau dua pertanyaan saja tiap-tiapnya. Dan ada beberapa perbaikan juga dari beliau-beliau.

Tak teras, satu setengah jam juga aku berada di ruang yang tadinya kuanggap seram. hingga akhirnya aku di persilahkan keluar  beberapa saat untuk nantinya aku di panggil lagi. Yah, di panggil untukl dinyatakan lulus atau tidak. Bangkit dari kursi panas, kulangkahkan kaki dengan rasa cemas. berjalan di sela-sela antara kursi dan lemari yang memenuhi ruangan itu, dan kuluar. Bagaimana selanjutnya? Aku berdiri di lorong, yah dilorong yang membatasi ruang kulian dan jurusan.  menundukkan kepala dan dengan perasaan yang sangat cemas. Tak ada yang melintas, sangat amat sepi. Lagi-lagi perasaan yang tak menentu itu muncul lagi dan menyerang ku. ARrrggggghhhhh......

Tepat jam 9.30, aku kembali di panggil keruangan yang menakutkan itu. Tambah gugup dan kacau balau perasaanku. tak duduk, hanya berdiri di posisi aku duduk tadi. dan Pak terip mengambil alih kondisi ruangan
"Baik, Hari ini kita bersama sama telah menyelesaikan dan menyaksikan ujian meja hijau anak kita Robby . Kepada saudara Robby, setelah kami memberikan pertanyaan dan perbaikan atas skripsi saudara, dan saudara berhasil menjawab pertanyaan yang kami berikan, untuk itu kami semua menyimpulkan... yang walaupun kesimpulan ini tak hanya kami ambil dari proses yang begitu singkat ini saja, melaikan dari keseharian saudara dalam mengikuti perkuliahan dan mengerjakan penelitian saudara, maka kami memutuskan bahwa saudara dinyatakan LULUS dalam masa studi S1 saudara. Selamat..!! Salam buat orang tua di rumah, dan bersiaplah untuk menempuh dunia baru.." Yah seperti itulah kira-kira kata-kata yang keluar dari mulut Pak Terip.

Dan seketika itu pula, aku tak tau apa yang kurasakan, antara senang, sedih, terharu, bangga (*lebai). Hanya puji syukur yang ku lantunkan kepada Sang Penguasa dari segala penguasa, yang memberikan kenikmatan di setiap saat, yang tak akan berhenti rizkinya kepada setiap hambanya yang beriman dan bertaqwa. Buk Ilin pun langsung menyuruhku menyalami semua dosen yang ada di ruang itu, tak lupa kata-kata terima kasih ku ucapkan kepada orang tuaku dan semua dosen yang ada di sini saat aku di minta membirikan kata-kata perpisahan. Ku salami satu per satu mereka yang ada di ruang itu, hingga.

"Dingin kali tangan mu By.." cetus bu Linda sesaat setelah aku bersalam dengan beliau
Aku hanya tersenyum dan sedikit tertawa kecil
"kenapa By, Takut kamu dengan saya..?" sahut pak Re..
Dan aku hanya kembali tersenyum...
"selamat ya Robby.." ucap Buk Ilin ketika aku menjabat tangan beliau..

dan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar